Minggu, 09 Maret 2014

Strategi to Growth

Pada minggu kedua, sy mendapat tugas tentang "Strategi to Growth". Dalam minggu kedua ini, dibahas oleh pak Dahlan Iskan dengan materi "Kunci Sukses:Bisa Dipercaya", pak Sandiaga Uno dengan materi "Tantangan Dalam Menumbuhkan Usaha", lalu pak Sudhamek memberikan materi "Where is  the Better Future", pak Antonius Tanan dengan materi "Mengidentifikasi Peluang dari Pelanggan untuk Bertumbuh", dan pak Nur Agustinus dengan materi "Strategi Bertumbuh Melalui Daur Hidup Usaha"

Pak Dahlan Iskan kembali bercerita bahwa untuk menjadi pengusaha seseorang harus bersungguh-sungguh 24 karat. Dia menceritakann kisah seorang temannya yang memulai wirausaha tanpa modal. Temannya itu memulai usaha dengan meminjam 1 toples permen dari toko permen. Dan toko permen itu mengijinkan, lalu permen itu dijual dari kampung ke kampung. Setiap hari dia menyetor hasil penjualan permennya ke toko permen. Lama kemudian ia dipercaya oleh toko permen dan diijinkan membawa 2 toples, 3 toples hingga akhirnya 10 toples. Lalu kemudian ia berpikir, "Permen ini kan bisa saya buat sendiri. Sy kan tinggal beli gula, trus buat permen." Lalu ia membuat permen sendiri sambil menjual permen milik orang lain. Lama kemudian, usaha permennya berkembang, mulai dari 1 kilo hingga jadi puluhan akhirnya jadi ratusan kilo. Lalu ia berpikir, "Wah, sy pake gula banyak sekali yah. Kenapa sy tidak beli langsung di pabriknya saja? Daripada sy beli mahal di toko retail." Akhirnya dia langsung membeli gula di pabrik gula langsung 1 ton. Lama akhirnya kemudian dia membeli truk, mulai 1 truk sampai 2 truk sampai truknya mulai banyak. Kemudian dia berpikir lagi, "Truk ini pulangnya bawa gula, tapi perginya kosong." Lalu ia bertanya pada pabrik gula, barang apa dari pabrik gula yang bisa diantarkan. Lalu truk nya pergi ke pabrik gula mengantar barang pabrik gula pulangnya membawa gula. Lama kemudian, usaha truk nya berkembang. Lalu dia berpikir, "Pabrik gula beroprasi cuman 8 bulan. 4 bulan nya truk nganggur." Lalu truknya mencari apa yang bisa diangkut selama 4 bulan itu. Lalu dia melihat ada kopra, lalu kemudian truknya itu pun mengangkut kopra. Lalu ia berpikir, kopra ini mau dikemanakan? ternyata mau dibawa ke pabrik minyak goreng. lama kemudian, dia berkenalan dengan orang pabrik minyak goreng dan akhirnya dia juga membuat pabrik minyak goreng. dan begitu seterusnya. Pintu peluang satu persatu terbuka hingga akhirnya dia membuka toko emas yang sangat besar. Dan ia masih membuka toko permen usaha pertamanya di depan rumahnya.

Pak Sandiaga Uno berbagi mengenai tantangan dalam menumbuhkan usaha. Pak Sandiaga Uno bercerita bagaimana dia memulai usaha dengan 3 orang. Namun ketika pasar mulai berkembang, maka pak Sandiaga Uno dan rekannya harus memperbesar perusahaannya dan berinovasi. sekaligus melakukan terobosan. Salah satu terobosan yang dilakukannya adalah selain memberi advise kepada perusahaan, juga berinvestasi kepada perusahaan yang diberinya advise. Inovasi ini yang disebut pak Ciputra sebagai "Quantum Link". Sehingga perusahaannya mulai bertumbuh secara exponensial.

Menurut pak Sandiaga Uno, ada 3 tantangan dalam mengembangkan usaha.
1. Access to Human Capital.
Akses kepada sumber daya manusia. Karena dibalik setiap hal yang dijual, ada sumber daya manusia.

2. Access to Market
Akses kepada pasar. Apalagi jika mendapat pasar yang sangat mendukung, tentunya akan membantu mendukung mendorong usaha untuk berkembang

3. Access to Capital
Akses kepada modal. Modal adalah bagian yang tak terpisahkan. Namun, akses ini biasanya akan terbuka, jika kita telah mempunyai akses kepada sumber daya manusia dan pasar

Pak Sudhamek dengan materi "Where is Better Future". Pak Sudhamek berbagi bahwa usaha memang harus mencari keuntungan. Tetapi juga harus memberi manfaat kepada orang lain. Kalau dalam bahasa jawa disebut "urip iku urup". menurut pak Sudhamek, bisnis itu adalah sesuatu yang harus memberi kebaikan kepada yang lain. Sehingga saling membentuk membentuk network yang saling menguntungkan satu sama lain. Sebab yang dijual seorang entrepreneur bukan sekedar barang/jasa melainkan nilai tambah.

Pak Antonius Tanan berbagi cara mengidentifikasi peluang dari pelanggan. Menurut pak Ciputra, pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi dan inovasi. Peluang dapat muncul dari pelanggan. Gampangnya, peluang adalah pelanggan datang membawa uang datang berulang-ulang. Peluang dapat diperoleh dari mengubah masalah menjadi peluang. Lalu menginovasikan solusi dan mengecilkan resiko.

Pak Nur Agustinus berbagi mengenai proses petumbuhan sebuah usaha. Sebuah perusahaan akan dimulai dengan tahap start-up. Lalu dilanjutkan tahap perkenalan. Kedua tahap ini digolongkan dengan fase pertumbuhan atau fase growth. Fase pertumbuhan ditandai apabila perusahaan dapat mendapatkan keuntungan karena sudah pemasukan yang diperoleh sudah dapat menutupi biaya operasional. Setelah fase pertumbuhan, lalu akan dilanjutkan dengan fase kematangan. Fase kematangan ditandai dengan banyak keuntungan yang diperoleh namun pertumbuhannya sudah tidak lagi naik dengan signifikan. Fase selanjutnya merupakan titik yang rawan. yakni fase kemunduran yang dapat berakibat pada kematian perusahaan apabila perusahaan tidak melakukan inovasi. Untuk dapat bertahan hidup, maka perusahaan harus dapat melakukan inovasi dan melakukkan 'rebirth' perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar